- Al Mujaadillah 11
Penjelasan:
Dalam ayat-ayat yang lalu Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar menghindarkan diri dari perbuatan berbisik-bisik dan perundingan rahasia, karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak enak kepada saudara-saudaranya yang tidak ikut berbisik-bisik dan berunding itu,kecuali jika hal itu sangat perlu dilakukan untuk melakukan perbuatan kebajikan dan perbuatan takwa. Dalam ayat berikut ini diterangkan cara-cara yang dapat menimbulkan rasa persaudaraan di dalam suatu pertemuan, seperti memberi tempat kepada teman-teman yang baru datang jika tempat masih memungkinkan.
(11) Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil Bin Hibban, ia berkata,”Pada suatu hari,yaitu hari Jum’at Rasulullah SAW, berada di Suffah mengadakan pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan-pahlawan perang Badar yang terdiri dari orang-orang Muhajirin dan Ansar. Beberapa orang pahlawan perang Badar itu berdiri di luar yang kelihatan oleh Rasulullah mereka mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum Ayyuhan Nabi wabarakatuh”. Nabi SAW, menjawab salam, kemudian mereka mengucapkan salam pula kepada orang-orang yang hadir lebih dahulu dan dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap berdiri,menunggu tempat yang disediakan bagi mereka, tetapi tak ada yang menyediakan. Melihat itu Rasulullah SAW kecewa, lalu mengatakan kepada orang-orang yang berada disekitarnya dengan mengatakan, “berdirilah, berdirilah”. Beberapa orang yang ada diselitar itu berdiri, tetapi dengan rasa enggan yang terlihat diwajah mereka. Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi SAW, mereka berkata, “Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang dahulu datang dengan maksud memperoleh tempat duduk didekatnya, tetapi disuruh berdiri agar tempat itu diberikan kepada orang yang terlambat datang.”Maka turunlah ayat ini.
Dari ayat ini dapat dipahami:
- Para sahabat berlomba-lomba mencari tempat dekat Rasulullah agar mudah mendengar perkataan beliau yang disampaikan kepada mereka.
- Perintah memberikan tempat kepada orang yang baru datang, adalah merupakan anjuran, sekiranya hal ini mungkin dilakukan,untuk menimbulkan rasa persahabatan antara sesama yang hadir.
- Sesungguhnya tiap-tiap orang yang memberikan kelapangan kepada hamba Allah dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka Allah akan memberi kelapangan pula kepadanya di dunia dan di akhirat nanti
Ayat ini menerangkan bahwa jika kamu disuruh Rasulullah SAW berdiri untuk memeberikan kesempatan kepada orang tertentu agar ia dapat duduk atau kamu disuruh pergi dahulu hendaknya kamu berdiri atau pergi, karena ia ingin memberikan penghormatan kepada orang-orang itu atau karena ia ingin menyendiri utnuk memikirkan urusan-urusan agama, atau melaksanakan tugas-tugas yang perlu diselesaikan dengan segera.
Berdasarkan ayat ini para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam suatu majelis hendaklah mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majelis itu atau mematuhi perintah orang-orang yang mengatur majelis itu.
Jika dipelajari maksud ayat diatas ada suatu ketetapan yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik yang datang pada waktunya atau yang terlambat itu, selalu menjaga suasana yang baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa dalam majelis itu. Bagi yang terdahulu datang hendaklah memenuhi tempat yang agak dimuka, sehingga orang yang datang kemudian tidak perlu melangkah atau mengganggu orang yang telah terdahulu hadir dan bagi orang yang terlambat datang hendaklah merasa rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak dapat tempat duduk. Inilah yang dimaksud dengan Sabda Nabi SAW:
“Janganlah seseorang menyuruh berdiri, dari tempat-tempat duduk temannya yang lain, tetapi hendaklah ia mengatakan :lapangkanlah atau gesrlah sedikit (HR.Bukhari Muslim)
Akhir ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman, yang taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman dan tentram dalam masyarakat, demikian pula orang-orang yang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah.
Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman, berilmu dan ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, siapa yang durhaka kepada-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil, sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga dan perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka.
Kesimpulan:
- Jika pemimpin persidangan meminta agar meluangkan beberapa tempat duduk untuk orang-orang yang dihormati, maka hendaklah diikuti permintaan itu.
- Hendaklah orang-orang yang menghadiri pertemuan atau persidangan, baik yang terdahulu datang atau yang terkemudian, sama-sama menjaga suasana yang damai, aman dan tenteram dalam persidangan itu.
- Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang terkumpul padanya tiga hal:
- Beriman
- Berilmu
- Beramal saleh
- Allah SWT mengetahui segala yang dikerjakan hamba-hamba-Nya karena itu Dia akan memberikan pembalasan dengan seadil-adilnya.
Note:
ditulis oleh Umi Ismayati (09034006) untuk memenuhi tugas Sertifikasi III.